0877-6057-8845 s3biomedik@ui.ac.id

Oleh Dr. apt. Ummu Mastna Zuhri, M.Sc

Resistensi insulin pada jaringan otot rangka, organ hati, dan jaringan adiposa merupakan penyebab utama terjadinya diabetes melitus (DM) tipe 2 serta berbagai penyakit metabolik lain. Resistensi insulin masih sulit diatasi menggunakan obat yang tersedia, sehingga pencarian obat sensitisasi insulin, terutama pada jaringan otot rangka menjadi urgensi dalam riset obat antidiabetes. Salah satu tanaman obat yang berpotensi dikembangkan sebagai obat sensitisasi insulin adalah brotowali. Tanaman yang mudah ditemui di Indonesia ini telah lama digunakan secara turun-temurun dalam mengobati DM. Namun bukti ilmiahnya pada jaringan otot rangka masih minim.

Hal ini disampaikan oleh apt. Ummu Mastna Zuhri, S.Farm., M.Sc., ketika memaparkan disertasinya yang berjudul “Integrasi Metabolomik dengan Jejaring Farmakologi secara in silico untuk Memprediksi Mekanisme Kerja dan Senyawa Aktif Batang Brotowali (Tinospora crispa Linn.) sebagai Insulin-Sensitizer pada Kultur Sel Otot L6.C11” dalam promosi doktor oleh Program Doktor Ilmu Biomedik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) pada Rabu (7/12).

Dalam penelitiannya, apt. Ummu Mastna Zuhri mengintregasikan metode in silico dan in vitro untuk meneliti target dan aktivitas batang brotowali secara akurat. Riset obat berbahan alam memiliki resiko kegagalan yang besar karena metode bioassay guided isolation yang selama ini digunakan tidak mampu mengungkap cara kerja dan kandungan obat bahan alam yang kompleks dengan kandungan senyawa yang beraneka ragam. Pendekatan metabolomik yang dilakuakan oleh apt. Ummu Mastna Zuhri diklaim mampu mengungkap cara kerja brotowali yang menarget pada 7 target protein sekaligus serta teridentifikasinya 58 senyawa fitokimia yang terkandung dalam brotowali.

Hasil studinya mengungkap 3 jalur terapi yang dipengaruhi oleh brotowali dalam mengobati resistensi insulin. Jalur tersebut merupakan jalur persinyalan insulin, jalur inflamasi, dan jalur proliferasi sel. Senyawa kandungan batang brotowali terbukti mampu meningkatkan sensitivitas terhadap insulin pada kultur sel otot rangka melalui hambatan degradasi protein substrat insulin, peningkatan kinerja transporter glukosa, dan peningkatan kadar glikogen otot. Teridentifikasi tiga senyawa fitokimia yang berperan pengting dalam aktivitas tersebut, yaitu tinoskorsida D, higenamin, dan tinoskorsida A. Temuan-temuan ini merupakan laporan baru mengenai pembuktian secara ilmiah khasiat brotowali.

Di akhir presentasi, apt. Ummu Mastna Zuhri mengajak peneliti-peneliti lain untuk bekerja sama mengembangan obat modern asli Indonesia (OMAI) agar dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat. Indonesia sebagai negara dengan kekayaan biodiversitas yang tinggi memiliki potensi menuju kemandirian obat menggunakan obat berbahan alam asli Indonesia.

By Dr. apt. Umm Mastna Zuhri, M.Sc

Insulin resistance in skeletal muscle tissue, liver and adipose tissue is the main cause of type 2 diabetes mellitus (DM) and various other metabolic diseases. Insulin resistance is still difficult to overcome using available drugs, so the search for drugs that can sensitize insulin, especially in skeletal muscle tissue, is urgent in researching antidiabetic drugs. One of the medicinal plants that has the potential to be developed as an insulin sensitizing drug is brotowali. This plant, which is easy to find in Indonesia, has long been used for generations in treating DM. However, scientific evidence regarding skeletal muscle tissue is scant.

This was conveyed by apt. Ummu Mastna Zuhri, S.Farm., M.Sc., when presenting her dissertation entitled “Integration of Metabolomics with Pharmacological Networks in silico to Predict the Mechanism of Action and Active Compounds of Brotowali Stem (Tinospora crispa Linn.) as Insulin-Sensitizer in Cell Culture L6.C11 muscle” in a doctoral promotion for Doctoral Program in Biomedical Sciences, Faculty of Medicine, University of Indonesia (FKUI) on Wednesday (7/12).

In his research, apt. Umm Mastna Zuhri is integrated into in silico and in vitro methods to study the target and activity of brotowali stems accurately. Research on drugs made from natural ingredients has a high risk of failure because the guided isolation bioassay method that has been used so far has not been able to reveal the workings and contents of complex natural medicinal ingredients with various compounds. The Apt. metabolomics approach. Umm Mastna Zuhri admitted that she was able to reveal how brotowali works by targeting 7 protein targets at once and identifying 58 phytochemical compounds contained in brotowali.

The results of his research reveal 3 therapeutic pathways that are influenced by brotowali in treating insulin resistance. These pathways are insulin signaling pathways, inflammatory pathways, and cell proliferation pathways. Brotowali stem compounds can increase sensitivity to insulin in skeletal muscle cell cultures by inhibiting the degradation of insulin substrate proteins, increasing the performance of glucose transporters, and increasing muscle glycogen levels. Three phytochemical compounds have been identified that play an important role in this activity, namely tinoscorsida D, higenamin, and tinoscorsida A. This finding is a new report in proving the efficacy of brotowali scientifically.

At the end of the presentation, apt. Umm Mastna Zuhri invited other researchers to work together to develop original Indonesian modern medicine (OMAI) so that it can be widely used by the public. Indonesia as a country with high biodiversity wealth has the potential to achieve drug self-sufficiency by using medicines originating from Indonesia.

Butuh bantuan?