Oleh Dr. apt. Ummu Mastna Zuhri, M.Sc
Resistensi insulin pada jaringan otot rangka, organ hati, dan jaringan adiposa merupakan penyebab utama terjadinya diabetes melitus (DM) tipe 2 serta berbagai penyakit metabolik lain. Resistensi insulin masih sulit diatasi menggunakan obat yang tersedia, sehingga pencarian obat sensitisasi insulin, terutama pada jaringan otot rangka menjadi urgensi dalam riset obat antidiabetes. Salah satu tanaman obat yang berpotensi dikembangkan sebagai obat sensitisasi insulin adalah brotowali. Tanaman yang mudah ditemui di Indonesia ini telah lama digunakan secara turun-temurun dalam mengobati DM. Namun bukti ilmiahnya pada jaringan otot rangka masih minim.
Hal ini disampaikan oleh apt. Ummu Mastna Zuhri, S.Farm., M.Sc., ketika memaparkan disertasinya yang berjudul “Integrasi Metabolomik dengan Jejaring Farmakologi secara in silico untuk Memprediksi Mekanisme Kerja dan Senyawa Aktif Batang Brotowali (Tinospora crispa Linn.) sebagai Insulin-Sensitizer pada Kultur Sel Otot L6.C11” dalam promosi doktor oleh Program Doktor Ilmu Biomedik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) pada Rabu (7/12).
Dalam penelitiannya, apt. Ummu Mastna Zuhri mengintregasikan metode in silico dan in vitro untuk meneliti target dan aktivitas batang brotowali secara akurat. Riset obat berbahan alam memiliki resiko kegagalan yang besar karena metode bioassay guided isolation yang selama ini digunakan tidak mampu mengungkap cara kerja dan kandungan obat bahan alam yang kompleks dengan kandungan senyawa yang beraneka ragam. Pendekatan metabolomik yang dilakuakan oleh apt. Ummu Mastna Zuhri diklaim mampu mengungkap cara kerja brotowali yang menarget pada 7 target protein sekaligus serta teridentifikasinya 58 senyawa fitokimia yang terkandung dalam brotowali.
Hasil studinya mengungkap 3 jalur terapi yang dipengaruhi oleh brotowali dalam mengobati resistensi insulin. Jalur tersebut merupakan jalur persinyalan insulin, jalur inflamasi, dan jalur proliferasi sel. Senyawa kandungan batang brotowali terbukti mampu meningkatkan sensitivitas terhadap insulin pada kultur sel otot rangka melalui hambatan degradasi protein substrat insulin, peningkatan kinerja transporter glukosa, dan peningkatan kadar glikogen otot. Teridentifikasi tiga senyawa fitokimia yang berperan pengting dalam aktivitas tersebut, yaitu tinoskorsida D, higenamin, dan tinoskorsida A. Temuan-temuan ini merupakan laporan baru mengenai pembuktian secara ilmiah khasiat brotowali.
Di akhir presentasi, apt. Ummu Mastna Zuhri mengajak peneliti-peneliti lain untuk bekerja sama mengembangan obat modern asli Indonesia (OMAI) agar dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat. Indonesia sebagai negara dengan kekayaan biodiversitas yang tinggi memiliki potensi menuju kemandirian obat menggunakan obat berbahan alam asli Indonesia.