Oleh: Dr. Akterono Dwi Budiyati, S.Si., M.Biomed

Lemak tubuh berlebih, terutama lemak perut tak hanya mengganggu penampilan, tapi juga bisa menjadi sumber masalah kesehatan. Orang-orang dengan lemak perut berlebih menandakan kapasitas penyimpanan lemak tubuh sudah mengalami kelebihan muatan. Lemak perut berlebih ditandai oleh membesarnya lingkar pinggang. Makin besar lingkar pinggang maka makin banyak menghasilkan asam lemak dan molekul proinflamasi yang mengganggu kerja insulin pada sel-sel tubuh sehingga tubuh mengalami resistensi insulin.

Resistensi insulin merupakan gerbang masuk penyakit diabetes. Indikasi berupa perlemakan hati, peningkatan kadar kolesterol, dan peningkatan molekul proinflamasi diketahui terasosiasi dengan kondisi resistensi insulin. Data epidemiologi menunjukkan penyimpangan tersebut kerap ditemukan pada individu dengan lingkar pinggang membesar.

Keturunan diabetes melitus (DM) tipe 2 merupakan kelompok yang rawan mengalami pembesaran lingkar pinggang dan resistensi insulin. Beberapa penelitian membuktikan kelompok tersebut memiliki kapasitas penyimpanan lemak yang lebih kecil dibanding individu non-keturunan DM tipe 2. Karakteristik inilah yang membuat keturunan DM tipe 2 rentan mengalami timbunan lemak perut bila terpajan pola makan tinggi lemak. Akan tetapi, kerentanan keturunan DM tipe 2 terhadap pola makan tinggi lemak belum sepenuhnya disadari masyarakat umum.

Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan kerentanan keturunan DM tipe 2 terhadap pola makan tinggi lemak. Lima puluh lima pria sehat terdiri dari 27 subyek keturunan DM tipe 2 dan 28 subyek bukan keturunan DM tipe 2 menjalani penambahan konsumsi krim susu berkadar lemak tinggi ke dalam menu harian mereka selama lima hari berturut-turut. Perubahan yang terjadi pada profil resistensi insulin, metabolik, dan inflamasi dalam darah kemudian dibandingkan antara kedua kelompok.

Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa pola makan tinggi lemak dalam waktu relatif singkat mengakibatkan peningkatan resistensi insulin dan kadar kolesterol yang relatif sama di kedua kelompok. Akan tetapi, pada kelompok keturunan DM tipe 2 ditemukan peningkatan respons proinflamasi yang lebih besar secara signifikan dibanding kelompok non-keturunan. Data yang diperoleh menunjukkan sebagian besar kelompok keturunan DM tipe 2 mengalami respons proinflamasi berupa peningkatan rasio TNF-α/IL-10 setelah perlakuan. Risiko mengalami respons proinflamasi tersebut 7 kali lebih besar dibanding individu bukan keturunan DM tipe 2. Menariknya, risiko individu keturunan DM tipe 2 tersebut meningkat menjadi 25 kali lipat pada kelompok individu dengan indeks massa tubuh (IMT) gemuk atau ≥25 kg/m2.

Kerentanan kelompok keturunan DM tipe 2, terutama yang memiliki IMT ≥25 kg/m2 tersebut, diduga disebabkan oleh gangguan pada fungsi respons anti inflamasi sel-sel imun. Penelitian ini menemukan adanya hubungan kuat antara gangguan fungsi anti inflamasi sitokin IL-10 dengan peningkatan lingkar pinggang secara bermakna di kelompok tersebut. Berdasarkan hasil yang diperoleh, penelitian ini membuktikan bahwa pola makan tinggi lemak menimbulkan dampak buruk berupa peningkatan respons proinflamasi lebih besar pada kelompok keturunan DM tipe 2 dibanding individu lain. Keturunan DM tipe 2 terutama dengan IMT ≥25 harus menghindari pola makan tinggi lemak dan menjaga ukuran lingkar pinggang mereka melalui olah raga teratur agar proses resistensi insulin tidak berlanjut.

By: Dr. Akterono Dwi Budiyati, S.Si., M.Biomed

Excess body fat, especially belly fat, not only interferes with appearance but can also be a source of health problems. People with excess belly fat indicate that the body’s fat storage capacity is overloaded. An enlarged waist circumference characterizes excess belly fat The greater the waist circumference, the more fatty acids, and pro-inflammatory molecules are produced which interfere with the action of insulin on the body’s cells so that the body experiences insulin resistance.

Insulin resistance is the gateway to diabetes. Indications in the form of the fatty liver increased cholesterol levels, and increased pro-inflammatory molecules are known to be associated with conditions of insulin resistance. Epidemiological data show that these deviations are often found in individuals with an enlarged waist circumference.

The offspring of type 2 diabetes mellitus (DM) is a group that is prone to having an enlarged waist circumference and insulin resistance. Several studies have shown that this group has a smaller fat storage capacity than individuals who are not descendants of type 2 DM. It is this characteristic that makes descendants of type 2 DM prone to accumulate abdominal fat when exposed to a high-fat diet. However, the susceptibility of type 2 DM offspring to a high-fat diet has not been fully realized by the general public.

This research was conducted to prove the susceptibility of type 2 DM offspring to a high-fat diet. Fifty-five healthy men consisting of 27 subjects of type 2 DM and 28 non-type 2 DM subjects underwent the addition of the consumption of high-fat milk cream to their daily menu for five consecutive days. Changes that occur in the profile of insulin resistance, metabolism, and inflammation in the blood are then compared between the two groups.

The results obtained in this study indicate that a high-fat diet in a relatively short period results in an increase in insulin resistance and cholesterol levels which are relatively the same in both groups. However, in the hereditary group of type 2 DM, a significantly more significant increase in proinflammatory response was found than in the non-hereditary group. The data obtained showed that most of the type 2 DM offspring group experienced a pro-inflammatory response in the form of an increase in the TNF-α/IL-10 ratio after treatment. The risk of experiencing a pro-inflammatory response is 7 times greater than individuals who are not descendants of type 2 DM. Interestingly, the risk of individuals with type 2 DM increases to 25 times in the group of individuals with a fat body mass index (BMI) or ≥25 kg/m2.

The susceptibility of the hereditary group of type 2 DM, especially those with BMI ≥25 kg/m2, is thought to be caused by disturbances in the function of the anti-inflammatory response of immune cells. This study found a strong association between impaired function of the anti-inflammatory cytokine IL-10 and a significant increase in waist circumference in this group. Based on the results obtained, this study proves that a high-fat diet has a negative impact in the form of an increase in the proinflammatory response that is greater in the group of descendants of type 2 DM than other individuals. Type 2 DM offspring, especially those with BMI ≥25, should avoid a high-fat diet and maintain their waist circumference through regular exercise so that the process of insulin resistance does not continue.

Ready to Help You