0877-6057-8845 s3biomedik@ui.ac.id

Potensi Sialidase dari Bakteri Clostridium Perfringens Tipe A sebagai Competitive Inhibitor pada Reseptor Sialic Acid terhadap Infeksi Virus Newcastle Disease

Oleh: drh. Ryan Septa Kurnia, M.Si

Virus Newcastle Disease (ND) atau juga dikenal penyakit tetelo diketahui menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat tinggi akibat penurunan produksi peternakan hingga kematian pada unggas. Di Indonesia penyakit ND pada peternakan unggas telah dikenal sejak tahun 1926 di pulau Jawa. Pengendalian penyakit berupa manajemen kandang dan vaksinasi telah dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi oleh virus tersebut. Namun demikian, hingga kini masih dapat ditemui sepanjang tahun kejadian kasus tersebut dengan 70-80% angka kematian. Keberagaman jenis dan mudahnya virus tersebut berubah merupakan salah satu kendala dalam pengendalian penyakit.

Perlunya pengembangan strategi pengendalian infeksi virus menjadi tantangan tersendiri dalam ilmu biomedik. Penggunaan zat antiviral seperti rimantadine, amantadine, ribavirin, dan zanamivir dapat dikembangkan untuk mencegah timbulnya kejadian penyakit dalam waktu yang relatif lebih singkat. Namun demikian hal tersebut tidak mungkin dilakukan pada industri peternakan unggas karena pertimbangan ekonomi dan meningkatkan risiko terjadinya resistensi virus zat antiviral. Penelitian terkait usaha untuk menghambat infeksi virus pernah dilakukan dengan mendegradasi reseptor pada sel host menggunakan enzim yang berasal dari bakteri. Penambahan sialidase diduga dilakukan dengan tujuan sebagai langkah awal pencegahan infeksi virus melalui saluran pernafasan. Oleh karena itu pada penelitian disertasi ini akan dilakukan pengamatan terhadap khasiat sialidase asal bakteri Clostridium perfringens sebagai agen profilaksis antiviral dengan fungsi merusak pintu masuknya virusyang terletak pada sel target.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan penentuan strain bakteri C. perfringens yang memiliki kemampuan dalam memproduksi enzim sialidase paling tinggi. Selanjutnya pengamatan dilakukan terhadap aktivitas enzimatis protein sialidase yang berasal dari bakteri C. perfringens. Sialidase yang dihasilkan dari bakteri tersebut kemudian dimurnikan dengan beberapa metode sehingga dapat menghilangkan senyawa lain yang dapat mengganggu pengamatan terhadap mekanisme kerja sialidase. Pengamatan terhadap stabilitas zat aktif dan toksisitas sialidase juga dilakukan untuk mendapatkan dosis yang optimum dalam merusak pintu masuk virus. Potensi sialidase sebagai competitive inhibitor dilakukan dengan model in vitro dan in ovo berdasarkan uji tantang dengan virus kemudian

Potensi Sialidase dari Bakteri Clostridium Perfringens Tipe A sebagai Competitive Inhibitor pada Reseptor Sialic Acid terhadap Infeksi Virus Newcastle Disease

Oleh: drh. Ryan Septa Kurnia, M.Si

Virus Newcastle Disease (ND) atau juga dikenal penyakit tetelo diketahui menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat tinggi akibat penurunan produksi peternakan hingga kematian pada unggas. Di Indonesia penyakit ND pada peternakan unggas telah dikenal sejak tahun 1926 di pulau Jawa. Pengendalian penyakit berupa manajemen kandang dan vaksinasi telah dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi oleh virus tersebut. Namun demikian, hingga kini masih dapat ditemui sepanjang tahun kejadian kasus tersebut dengan 70-80% angka kematian. Keberagaman jenis dan mudahnya virus tersebut berubah merupakan salah satu kendala dalam pengendalian penyakit.

Perlunya pengembangan strategi pengendalian infeksi virus menjadi tantangan tersendiri dalam ilmu biomedik. Penggunaan zat antiviral seperti rimantadine, amantadine, ribavirin, dan zanamivir dapat dikembangkan untuk mencegah timbulnya kejadian penyakit dalam waktu yang relatif lebih singkat. Namun demikian hal tersebut tidak mungkin dilakukan pada industri peternakan unggas karena pertimbangan ekonomi dan meningkatkan risiko terjadinya resistensi virus zat antiviral. Penelitian terkait usaha untuk menghambat infeksi virus pernah dilakukan dengan mendegradasi reseptor pada sel host menggunakan enzim yang berasal dari bakteri. Penambahan sialidase diduga dilakukan dengan tujuan sebagai langkah awal pencegahan infeksi virus melalui saluran pernafasan. Oleh karena itu pada penelitian disertasi ini akan dilakukan pengamatan terhadap khasiat sialidase asal bakteri Clostridium perfringens sebagai agen profilaksis antiviral dengan fungsi merusak pintu masuknya virusyang terletak pada sel target.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan penentuan strain bakteri C. perfringens yang memiliki kemampuan dalam memproduksi enzim sialidase paling tinggi. Selanjutnya pengamatan dilakukan terhadap aktivitas enzimatis protein sialidase yang berasal dari bakteri C. perfringens. Sialidase yang dihasilkan dari bakteri tersebut kemudian dimurnikan dengan beberapa metode sehingga dapat menghilangkan senyawa lain yang dapat mengganggu pengamatan terhadap mekanisme kerja sialidase. Pengamatan terhadap stabilitas zat aktif dan toksisitas sialidase juga dilakukan untuk mendapatkan dosis yang optimum dalam merusak pintu masuk virus. Potensi sialidase sebagai competitive inhibitor dilakukan dengan model in vitro dan in ovo berdasarkan uji tantang dengan virus kemudian

Butuh bantuan?